Kasih Ibu Tanpa Batas
Oleh : Ariyanto
Suatu
cerita yang sangat menyentuh hati mengenai pengorbanan seorang ibu kepada
anaknya. Pengorbanan yang membuat hati saya sangat tersentuh dan berlinang air
mata ketika saya mendengarnya. Linangan air mata yang rasanya ingin mengalir
deras membasahi wajah saya. Betapa tidak, cerita yang saya dengarkan ini adalah
cerita yang selalu saya ingat sejak saya masih sekolah minggu di Vihara Sukha
Dhamma Losari, Boyolali. Pada saat itu saya duduk di bangku kelas 5 Sekolah
Dasar. Ya pada saat itulah saya teringat jelas. Saya duduk diam mendengarkan
cerita dari salah satu seorang pembina Sekolah Minggu saya. Sosok yang patut
menjadi teladan dan patut menerima penghormatan. Beliau adalah Y.M Bhante Nyanadhiro
dengan paras berwibawa dan suara yang lembut menenangkan hati.
Cerita
yang disampaikan oleh Y.M Bhante Nyanadhiro adalah kisah mengenai seorang ibu
dan dua anak yang saling menyayangi. Salah satu anaknya masih kecil. Suatu ketika,
Bu Sari meminta bantuan kepada anaknya yang bernama Ariya untuk membelikan gula
di warung. Ariya langsung berjalan ke warung untuk membeli gula pesanan ibunya.
Ibu tersebut sangat bahagia mempunyai anak seperti Ariya. Bagi ibu Ariya adalah
anak yang berbeda dengan anak-anak yang lain. Tak lama kemudian ibu ini meminta
bantuan kepada Ariya lagi karena ibu sibuk mengurusi anak yang paling kecil.
Ibu meminta Ariya untuk mencuci piring, dan mengambil jemuran, Ariya pun
menuruti apa yang di katakan oleh ibunya. Melihat Ariya begitu rajin, ibu
semakin bangga kepada Ariya. Tetapi tidak lama kemudian ibu meminta bantuan
lagi kepada Ariya untuk membelikan popok untuk adiknya dan membelikan susu,
karena persediaan susu di rumah sudah habis. Ariya tidak pernah sekali pun
menolak permintaan dari ibunya. Ia melakukan apa yang di katakan oleh ibunya. Seteleh
itu Ariya kembali masuk ke dalam kamarnya, jelang waktu beberapa menit ibu
meminta Ariya untuk menjaga adiknya yang sedang tidur, karena ibu harus memasak
untuk makan malam. Ariya pun menuruti apa yang di katakan oleh ibunya, dia
keluar dari kamar dan mengawasi adiknya sambil menonton televisi. Ibu merasa
hari ini dia membuat Ariya lelah, oleh karena itu setelah makan malam Ariya di
suruh ibu untuk istirahat. Ariya kemudian
masuk kamar, tetapi dia tidak langsung tidur, Ariya mengambil sebuah pena dan
secarik kertas yang di tujukan kepada ibunya. Ia menulis rincian hari ini di
atas meja belajar yang berada tepat di samping tempat tidurnya. Isi dari
secarik kertas yang di tulis oleh Ariya kepada ibunya adalah sebagai berikut :
1. Upah membelikan gula Rp. 1000,00
2. Upah mencuci piring Rp.
1500,00
3. Upah mengambil jemuran Rp. 1000,00
4. Membelikan popok adik Rp. 1500,00
5. Membelikan susu adik Rp. 500,00
6. Upah
menjaga adik Rp.
2500,00 +
TOTAL Rp. 7000,00
Kertas
tersebut di letakkan di atas meja agar ibunya tahu dan memberikan upah kepada
Ariya, karena setiap malam biasanya ibu selalu menengok ke kamar Ariya sebagai
bentuk kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Setelah menuliskan rincian itu
Ariya pun lekas tidur. Seperti biasanya ibu selalu mengecek Ariya dan
mengelus-elus rambut Ariya. Sambil mengelus-elus rambut Ariya, ibu melihat ada
secarik kertas dan ibu beranjak dari tempat tidur Ariya untuk melihat kertas
yang ada di atas meja belajar Ariya. Ibu termenung sejenak melihat tulisan
Ariya. Entah apa yang di rasakan oleh ibu Ariya, tetapi dia kemudian menuliskan
sesuatu di balik kertas tulisan Ariya.
Hari
sudah pagi, Ariya pun bangun dari tidurnya. Ariya melihat kertas yang di
tuliskan tadi malam sudah berpindah posisi, ia pun lekas melihat kertas
tersebut. Setelah melihat dan membaca tulisan di kertas tersebut Ariya diam dan
berlinang air mata. Dia pun tak bisa menahan air matanya hingga air mata yang
keluar begitu deras. Ia membaca tulisan ibunya dengan sangat teliti.
1. Upah mengandungmu selama 9 bulan GRATIS !
2. Upah merawat dan menjagamu dalam kandungan GRATIS !
3. Upah melahirkanmu GRATIS
!
4. Upah menyusuimu GRATIS
!
5. Upah menganti popokmu GRATIS !
6. Upah menjagamu pagi, siang, malam GRATIS !
7. Upah memberikanmu makan GRATIS !
8. Upah
menyekolahkanmu GRATIS
!
TOTAL GRATIS
!
Setelah
membaca tulisan itu kemudian Ia berlari dari kamar untuk mencari ibunya. Dia
terus mencari ibunya di semua ruangan rumah, hingga akhirnya dia berteriak
kencang IBUUUUU !! ibu yang mendengar teriakan tersebut langsung menemui Ariya.
Ariya tak kuasa untuk menahan diri hingga akhirnya dia langsung memeluk ibunya
dengan erat sambil menangis. Maafkan Ariya bu. Ibu pun tersenyum dan memeluk
Ariya.
Sungguh
kasih seorang ibu tanpa batas, ibu tidak pernah meminta imbalan dari apa yang
telah diberikannya kepada kita. Saya pun ingin rasanya keluar dari vihara dan
menangis kencang karena saya baru tersadarkan oleh cerita tersebut. Tetapi
sungguh malang diri saya, karena ketika itu ibu saya sedang jauh dari saya,
memeluk pun saya tidak bisa bahkan mendengar suara dari telefon juga jarang
sekali. Beruntunglah teman-teman saya yang ketika itu dekat dengan orang tua
dan bisa memeluk ibunya setelah pulang dari vihara.
Terkadang
remaja sekarang ini lupa begitu berat dan besar perjuangan orang tua terutama
ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan kita. Kita terkadang selalu
menuntut upah dari apa yang kita kerjakan. Padahal itu adalah kewajiban kita
sebagai seorang anak. Kita harus melayani dan merawat orang tua kita selagi
kita masih mampu.
Semoga
kisah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian untuk
meningkatkan bakti kita kepada orang tua. Pesan saya jangan sia-siakan
kesempatan selagi itu sudah di depan mata.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Sadhu..sadhu..sadhu